Sabtu, 23 Mei 2009

Pendaratan Manusia Pertama Di Bulan


Adalah Neil Alden Armstrong manusia pertama yang berhasil menginjakkan kakinya di bulan. Bersama Buz Aldrin, mereka mendarat di bulan dengan kendaraan udara kecil yang telah di kirim oleh roket Saturn V. Mereka mendarat di bulan pada tanggal 20 Juli 1969 dengan menggunakan pesawat ulang - alik Apollo 11. Mereka berdua berjalan di bulan.
Ada ucapan yang terkenal yang pernah dikatakan oleh Neil Armstrong, ucapannya yang terkenal itu adalah :

"Inilah langkah kecil bagi [seorang] manusia, satu langkah besar lagi bagi kemanusiaan"

sumber : wikipedia





Jumat, 15 Mei 2009

Sejarah Satelit Indonesia


Tahun 1980-an

Uji terbang muatan roket misi komunikasi radio amatir pada 1982. Uji ini dilakukan Lapan bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari). Empat roket diterbangkan setinggi 30 kilometer membawa pemancar radio yang bekerja pada frekuensi amatir 146.500 MHz dengan daya 2 watt. Dua roket berhasil mengirim sinyal radio berisi data meteorologi dan data olah gerak roket berupa multitone itu ke stasiun Orari yang tersebar di Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Sumatera Selatan dan Kalimantan.

Tahun 1990-an

Uji terbang konsentrator antariksa (digipeater) pada 1996. Konsentrator antariksa (konsensa) pada dasarnya merupakan komputer yang berfungsi sebagai flying mail box dan router untuk komunikasi dengan mode store and forward. Satelit ini dibuat sebagai jalan keluar dari jaringan-jaringan komunikasi yang sudah mulai macet di periode ini. Sebagai router, konsensa akan membuat rute surat-surat elektronik dari satu node ke node lainnya sesuai dengan tujuan yang diberikan. Sebagai flying mail box, konsensa akan menyimpan berkas-berkas data yang dikirim pada direktori hard disk (store) dan kemudian mengirimkannya ke tujuan yang sudah ditentukan (forward).

Tahun 2000-an

Pengembangan model engineering satelit Lapsat pada 2001. Model satelit ini dirancang untuk dapat memenuhi persyaratan operasi sebagai berikut: (a) setiap model subsistem harus terintegrasi, (b) pengoperasian catu daya, muatan komunikasi data digital dan telemetri harus dapat dikendalikan sepenuhnya dari onboard computer.

Pengembangan model engineering satelit Inasat pada 2003. pengembangan Inasat bertujuan untuk menganalisis dinamika terbang, karakteristik satelit dan karakteristik medan magnet. Kali ini sudah mulai digunakan perangkat desain satelit sehingga sudah dapat dilakukan uji simulasi. Dari uji tersebut bisa diketahui karakteristik orbit dan lingkungannya, seperti radiasi matahari dan pengaruh radiasi elektron terhadap peralatan satelit.

Perkembangan terkini

Pengembangan model terbang satelit Lapan-Tubsat/Lapan A1 dimulai pada tahun 2004. Pengembangan satelit pengamatan Lapan A2 dimulai pada awal 2007 sebagai fase baru yang lebih mandiri. Pengembangan satelit pengindraan jauh Lapan-B1 yang baru, dimulai dengan pengembangan imager sebagai muatan satelit untuk misi penginderaan jauh. Aplikasinya, menunjang program ketahanan pangan nasional.

Kamis, 30 April 2009

Kesabaran Yang Berbuah Manis

Setelah melakukan studi panjang selama 16 tahun menggunakan teleskop milik ESO, tim astronom dari Jerman berhasil memperlihatkan kondisi paling detil yang pernah ada dari area di sekitar jantung galaksi Bima Sakti - area dari monster menakutkan si lubang hitam supermasif. Penelitian ini mengungkap rahasia yang tersimpan di area tersebut melalui pemetaan orbit 28 bintang. Bahkan satu bintang di antaranya telah berhasil melakukan putaran penuh mengelilingi lubang hitam.

Pengamatan gerak 28 bintang yang mengorbit area pusat galaksi Bima Sakti, menunjukan keberadaan lubang hitam supermasif yang tengah mengintip kita dari balik debu antar bintang. Ia dikenal sebagai Sagittarius A (atau dikenal sebagai bintang Sagittarius A). Berbagai informasi termasuk bentuk istimewa bintang-bintang tersebut dan juga lubang hitam yang mengikat mereka berhasil dikuak.

Pusat galaksi merupakan laboratorium yang unik dimana kita bisa belajar proses-proses dasar gravitasi yang besar dan kuat, serta dinamika dan pembentukan bintang yang memiliki keterkaitan yang sangat besar dengan inti galaksi. Disinilah pabrik kelahiran bintang dan tempat berlabuh sang monseter menakutkan, lubang hitam supermasif. DI area ini jugalah kita bisa mempelajari lubang hitam dengan lebih mendetil.

Tapi untuk mengamati area ini tidaklah mudah. Pengamatan dalam panjang gelombang tampak tidak dapat menembus blokade yang dibuat oleh debu antar bintang yang mengisi galaksi. Pandangan kita ke jantung sang galaksi ini terhalang. Kemampuan teknologi menjadi tantangan untuk dapat mengintip apa yang terjadi di sana. Untuk itu, digunakanlah panjang gelombang infra merah untuk menembus blokade debu antar bintang tersebut. Dan bintang-bintang di area pusat galaksi kemudian dijadikan partikel penguji untuk mengungkap apa yang ada di sana. Bintang-bintang itu diamati geraknya selama mengorbit Sagittarius A.

Hasil yang diperoleh sangat berguna untuk memahami lubang hitam itu sendiri contohnya dalam hal massa dan jarak. Dan tampaknya 95% massa yang mempengaruhi gerak bintang tersebut adalah lubang hitam. Karena itu, kecil kemungkinan penyebabnya adalah karena materi kelam lain. Tak pelak, hasil ini menjadi bukti empirik keberadaan lubang hitam supermasif, yang diperlihatkan oleh bintang yang megorbit pusat galaksi. Dalam pengamatan, diketahui adanya konsentrasi massa yang besar sekitar 4 juta massa Matahari yang diyakini sebagai lubang hitam yang berada pada jarak 27000 tahun cahaya.

Dari ke-28 bintang yang diamati, 6 di antaranya mengorbit lubang hitam dalam sebuah piringan dan bintang-bintang pada area paling dalam memiliki orbit acak. Bintang S2 menjadi satu-satunya bintang yang berhasil mengelilingi pusat Bima Sakti periode 16 tahun tersebut.

Untuk membangun citra jantung Bima Sakti dan menghitung orbit bintang individu, tim ini mempelajari bintang-bintang tersebut selama 16 tahun, dimulai pada tahun 1992 menggunakan kamera SHARP yang dipasang di New Technology Telescope 3,5 meter milik ESO di Observatorium La Silla, Chille. Observasi lainnya dibuat pada tahun 2002 dengan 2 instrumen yang ada di Very Large Telescope (VLT).

Walau penelitian ini berhasil membuka lembaran baru bagi pembelajaran lubang hitam dan kondisi area pusat galaksi dalam tingkat akurasi yang tinggi, namun masih banyak misteri yang belum terkuak di sana. Apalagi bintang-bintang tersebut juga masih sangat muda untuk melakukan perjalanan jauh. Diduga, bintang-bintang ini terbentuk pada orbitnya saat ini dibawah pengaruh gaya pasang surut lubang hitam.

Di masa depan, berbagai rancangan penelitian lanjutan akan dilakukan untuk mengintip monster di jantung Bima Sakti itu. Salah satunya dengan menggunakan teknologi dengan resolusi sudut yang lebih tinggi.

Sumber : ESO