Minggu, 31 Mei 2009

Galaksi Andromeda


Galaksi Andromeda dengan nama lain Messier 31, M31, atau NGC 224 adalah salah satu galaksi di luar galaksi Bima Sakti yang dapat dilihat dengan mata telanjang, asalkan dilihat pada malam yang cerah, tanpa bulan dan tanpa polusi cahaya. Strukturnya mirip dengan galaksi Bima Sakti yaitu berbentuk spiral. Jaraknya sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Letaknya di langit adalah di belahan langit utara, sekitar 41 derajat di sebelah utara khatulistiwa langit, baik diamati sekitar bulan September, Oktober, November. Dengan mata telanjang, galaksi ini nampak seperti kabut tipis kecil di langit utara, tapi jika diamati dengan teropong yang dapat menampakkan bintang bintang redup di tepian galaksi Andromeda, ternyata ukuran Andromeda bisa lebih dari 7 kali diamter sudut bulan. Galaksi ini berisi sekitar 1 triliun bintang, dan bergerak mendekati Bima Sakti dengan kecepatan sekitar 300 km/detik.

Sumber : wikipedia

Sabtu, 30 Mei 2009

Astronomi di Indonesia


Masyarakat Tradisional

Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat asli Indonesia sudah sejak lama menaruh perhatian pada langit. Keterbatasan pengetahuan membuat kebanyakan pengamatan dilakukan untuk keperluan astrologi. Pada tingkatan praktis, pengamatan langit digunakan dalam pertanian dan pelayaran. Dalam masyarakat Jawa misalnya dikenal pranatamangsa, yaitu peramalan musim berdasarkan gejala-gejala alam, dan umumnya berhubungan dengan tata letak bintang di langit.

Nama-nama asli daerah untuk penyebutan obyek-obyek astronomi juga memperkuat fakta bahwa pengamatan langit telah dilakukan oleh masyarakat tradisional sejak lama. Lintang Waluku adalah sebutan masyarakat Jawa tradisional untuk menyebut tiga bintang dalam sabuk Orion dan digunakan sebagai pertanda dimulainya masa tanam. Gubuk Penceng adalah nama lain untuk rasi Salib Selatan dan digunakan oleh para nelayan Jawa tradisional dalam menentukan arah selatan. Joko Belek adalah sebutan untuk Planet Mars, sementara lintang kemukus adalah sebutan untuk komet. Sebuah bentangan nebula raksasa dengan fitur gelap di tengahnya disebut sebagai Bimasakti



  • Masa Modern
Pelaut-pelaut Belanda pertama yang mencapai Indonesia pada akhir abad-16 dan awal abad-17 adalah juga astronom-astronom ulung, seperti Pieter Dirkszoon Keyser dan Frederick de Houtman. Lebih 150 tahun kemudian setelah era penjelajahan tersebut, misionaris Belanda kelahiran Jerman yang menaruh perhatian pada bidang astronomi, Johan Maurits Mohr, mendirikan observatorium pertamanya di Batavia pada 1765. James Cook, seorang penjelajah Inggris, dan Louis Antoine de Bougainville, seorang penjelajah Perancis, bahkan pernah mengunjungi Mohr di observatoriumnya untuk mengamati transit Planet Venus pada 1769[1].

Ilmu astronomi modern makin berkembang setelah pata tahun 1928, atas kebaikan Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang pengusaha perkebunan teh di daerah Malabar, dipasang beberapa teleskop besar di Lembang, Jawa Barat, yang menjadi cikal bakal Observatorium Bosscha, sebagaimana dikenal pada masa kini.

Penelitian astronomi yang dilakukan pada masa kolonial diarahkan pada pengamatan bintang ganda visual dan survei langit di belahan selatan ekuator bumi, karena pada masa tersebut belum banyak observatorium untuk pengamatan daerah selatan ekuator.

Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, bukan berarti penelitian astronomi terhenti, karena penelitian astronomi masih dilakukan dan mulai adanya rintisan astronom pribumi. Untuk membuka jalan kemajuan astronomi di Indonesia, pada tahun 1959, secara resmi dibuka Pendidikan Astronomi di Institut Teknologi Bandung.

Pendidikan Astronomi di Indonesia secara formal dilakukan di Departemen Astronomi, Institut Teknologi Bandung. Departemen Astronomi berada dalam lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan secara langsung terkait dengan penelitian dan pengamatan di Observatorium Bosscha.

Lembaga negara yang terlibat secara aktif dalam perkembangan astronomi di Indonesia adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Selain pendidikan formal, terdapat wadah informal penggemar astronomi, seperti Himpunan Astronomi Amatir Jakarta, serta tersedianya planetarium di Taman Ismail Marzuki, Jakarta yang selalu ramai dipadati pengunjung.

Perkembangan astronomi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat, dan mendapat pengakuan di tingkat Internasional, seiring dengan semakin banyaknya pakar astronomi asal Indonesia yang terlibat dalam kegiatan astronomi di seluruh dunia, serta banyaknya siswa SMU yang memenangi Olimpiade Astronomi Internasional maupun Olimpiade Astronomi Asia Pasific.

Demikian juga dengan adanya salah seorang putra terbaik bangsa dalam bidang astronomi di tingkat Internasional, yaitu Profesor Bambang Hidayat yang pernah menjabat sebagai vice president IAU (International Astronomical Union).

Jumat, 29 Mei 2009

Astronomy

Astronomy (from the Greek words astron (ἄστρον), "star", and nomos (νόμος), "law") is the scientific study of celestial objects (such as stars, planets, comets, and galaxies) and phenomena that originate outside the Earth's atmosphere (such as the cosmic background radiation). It is concerned with the evolution, physics, chemistry, meteorology, and motion of celestial objects, as well as the formation and development of the universe.

Astronomy is one of the oldest sciences. Astronomers of early civilizations performed methodical observations of the night sky, and astronomical artifacts have been found from much earlier periods. However, the invention of the telescope was required before astronomy was able to develop into a modern science. Historically, astronomy has included disciplines as diverse as astrometry, celestial navigation, observational astronomy, the making of calendars, and even astrology, but professional astronomy is nowadays often considered to be synonymous with astrophysics. Since the 20th century, the field of professional astronomy split into observational and theoretical branches. Observational astronomy is focused on acquiring and analyzing data, mainly using basic principles of physics. Theoretical astronomy is oriented towards the development of computer or analytical models to describe astronomical objects and phenomena. The two fields complement each other, with theoretical astronomy seeking to explain the observational results, and observations being used to confirm theoretical results.
Amateur astronomers have contributed to many important astronomical discoveries, and astronomy is one of the few sciences where amateurs can still play an active role, especially in the discovery and observation of transient phenomena.

Old or even ancient astronomy is not to be confused with astrology, the belief system which claims that human affairs are correlated with the positions of celestial objects. Although the two fields share a common origin and a part of their methods (namely, the use of ephemerides), they are distinct.[1]

2009 has been declared by the UN to be the International Year of Astronomy 2009 (IYA2009). The focus is on enhancing the public’s engagement with and understanding of astronomy.

Sumber: wikipedia

Minggu, 24 Mei 2009

Bintang


Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).

Menurut ilmu astronomi, definisi bintang adalah:
“ Semua benda masif (bermassa antara 0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir. ”

Oleh sebab itu bintang katai putih dan bintang netron yang sudah tidak memancarkan cahaya atau energi tetap disebut sebagai bintang. Bintang terdekat dengan Bumi adalah Matahari pada jarak sekitar 149,680,000 kilometer, diikuti oleh Proxima Centauri dalam rasi bintang Centaurus berjarak sekitar empat tahun cahaya.

sumber : wikipedia

Rasi Bintang


Suatu rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam. Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau Himpunan Astronomi Internasional, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.

Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali ditemukan, misalnya Orion atau Scorpius.

Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak.

Beragam pola-pola lainnya yang tidak resmi telah ada bersama-sama dengan rasi bintang dan disebut asterisma, seperti Bajak (juga dikenal di Amerika Serikat sebagai Big Dipper) dan Little Dipper

Sumber : wikipedia

Sabtu, 23 Mei 2009

Pendaratan Manusia Pertama Di Bulan


Adalah Neil Alden Armstrong manusia pertama yang berhasil menginjakkan kakinya di bulan. Bersama Buz Aldrin, mereka mendarat di bulan dengan kendaraan udara kecil yang telah di kirim oleh roket Saturn V. Mereka mendarat di bulan pada tanggal 20 Juli 1969 dengan menggunakan pesawat ulang - alik Apollo 11. Mereka berdua berjalan di bulan.
Ada ucapan yang terkenal yang pernah dikatakan oleh Neil Armstrong, ucapannya yang terkenal itu adalah :

"Inilah langkah kecil bagi [seorang] manusia, satu langkah besar lagi bagi kemanusiaan"

sumber : wikipedia





Jumat, 15 Mei 2009

Sejarah Satelit Indonesia


Tahun 1980-an

Uji terbang muatan roket misi komunikasi radio amatir pada 1982. Uji ini dilakukan Lapan bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari). Empat roket diterbangkan setinggi 30 kilometer membawa pemancar radio yang bekerja pada frekuensi amatir 146.500 MHz dengan daya 2 watt. Dua roket berhasil mengirim sinyal radio berisi data meteorologi dan data olah gerak roket berupa multitone itu ke stasiun Orari yang tersebar di Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Sumatera Selatan dan Kalimantan.

Tahun 1990-an

Uji terbang konsentrator antariksa (digipeater) pada 1996. Konsentrator antariksa (konsensa) pada dasarnya merupakan komputer yang berfungsi sebagai flying mail box dan router untuk komunikasi dengan mode store and forward. Satelit ini dibuat sebagai jalan keluar dari jaringan-jaringan komunikasi yang sudah mulai macet di periode ini. Sebagai router, konsensa akan membuat rute surat-surat elektronik dari satu node ke node lainnya sesuai dengan tujuan yang diberikan. Sebagai flying mail box, konsensa akan menyimpan berkas-berkas data yang dikirim pada direktori hard disk (store) dan kemudian mengirimkannya ke tujuan yang sudah ditentukan (forward).

Tahun 2000-an

Pengembangan model engineering satelit Lapsat pada 2001. Model satelit ini dirancang untuk dapat memenuhi persyaratan operasi sebagai berikut: (a) setiap model subsistem harus terintegrasi, (b) pengoperasian catu daya, muatan komunikasi data digital dan telemetri harus dapat dikendalikan sepenuhnya dari onboard computer.

Pengembangan model engineering satelit Inasat pada 2003. pengembangan Inasat bertujuan untuk menganalisis dinamika terbang, karakteristik satelit dan karakteristik medan magnet. Kali ini sudah mulai digunakan perangkat desain satelit sehingga sudah dapat dilakukan uji simulasi. Dari uji tersebut bisa diketahui karakteristik orbit dan lingkungannya, seperti radiasi matahari dan pengaruh radiasi elektron terhadap peralatan satelit.

Perkembangan terkini

Pengembangan model terbang satelit Lapan-Tubsat/Lapan A1 dimulai pada tahun 2004. Pengembangan satelit pengamatan Lapan A2 dimulai pada awal 2007 sebagai fase baru yang lebih mandiri. Pengembangan satelit pengindraan jauh Lapan-B1 yang baru, dimulai dengan pengembangan imager sebagai muatan satelit untuk misi penginderaan jauh. Aplikasinya, menunjang program ketahanan pangan nasional.