Kamis, 30 April 2009

Pelantikan Obama Disaksikan Warga Luar Angkasa


TEXAS (SuaraMedia) - Tidak hanya warga di Bumi saja yang antusias menyaksikan acara pelantikan Barack Obama. Beberapa astronot yang berada nun jauh di luar angkasa pun turut menyaksikan momen bersejarah itu.

Para astronot yang tinggal di International Space Station (ISS) di luar angkasa bisa turut merasakan euforia dari pentahbisan Obama sebagai Presiden ke-44 Amerika Serikat. Meski jarak antara luar angkasa dengan Bumi terpaut jutaan kilometer, namun mereka dapat menyaksikannya secara langsung.

"Selamat kepada Presiden baru Amerika Serikat," tukas komandan ISS dari NASA, Michael Fincke, seperti yang dilansir Space, Rabu (21/1/2009).

Flincke bersama beberapa krunya merasa senang dapat menyaksikan langsung pelantikan tersebut dari luar angkasa. Mereka yang pada pemilihan lalu juga memilih dari luar angkasa, tidak dapat pulang ke Bumi karena panggilan tugas yang harus diembannya.

Para kru dari badan antariksa NASA itu juga mengucapkan terima kasih kepada Jhonson Space Center di Houston, Texas, yang bisa turut membantu hadirnya siaran langsung dari Bumi, sehingga bisa diterima dengan baik walaupun terpisah jutaan kilometer.

Kru yang dipimpin oleh Flincke ini memang telah 8 tahun menghabiskan waktunya di antarikasa. Tercatat sejak Oktober 2000 mereka telah tinggal jauh dari Bumi. Walaupun kini tengah menjadi "warga luar angkasa", para astronot berharap perubahan dari kebijakan baru yang akan dihadirkan presiden kulit hitam pertama di Negeri Paman Sam itu. (srn/okz) www.suaramedia.com

Kamis, 23 April 2009

Badai Matahari II


Melanjutkan postingan saya yang berjudul Badai Matahari, saya ingin sedikit memberikan pengertian mengenai badai matahari. Menurut beberapa artikel yang saya baca dari beberapa situs web, badai matahari merupakan puncak aktifitas matahari yang mempunyai periode sekitar 11 tahun. Jadi, badai matahari juga pernah terjadi pada tahun 1989 dan 2000.Pada saat puncak aktivitas itu, bintik matahari meningkat jumlahnya akibat aktivitas magnetiknya dan mendadak berpengaruh terhadap ruang antar planet.

Pada saat-saat itu frekuensi kejadian lontaran partikel berenergi tinggi dan emisi gelombang elektromagnetik berupa percikannya juga meningkat. Namun , badai matahari merupakan bagian dari cuaca di antariksa yang mirip dengan cuaca di bumi, hanya saja sifatnya berbeda.

Sebetulnya badai matahari tidak berdampak langsung pada matahari. Menurut Dr. Thomas Djamaluddin yang merupakan pakar Antariksa dari LAPAN yang terkena dampak dari badai matahari adalah benda - benda yang berada di luar angkasa. Seperti satelit.

Jadi, yang harus di waspadai adalah kemungkinan dari segi teknologi, seperti gangguan HP, dan televisi yang menggunakan satelit. Selain itu, navigasi pada sistem penerima global positioning system (GPS) frekuensi tunggal dan siaran radio gelombang pendek juga bakal terganggu akibat adanya gangguan ionosfer.

Badai Matahari


Pada pagi hari,tepatnya 1 September 1859, salah seorang astronom terkenal di Inggris Richard Carrington tengah mengamati matahari. Dengan menggunakan alat filter, dia mempelajari permukaan matahari melalui teleskopnya.

Namun, dia begitu terperanjat saat mengetahui ada kilatan cahaya terang keluar dari permukaan matahari. Tanpa diketahuinya, pada hari itu telah terjadi badai matahari yang diprediksikan dunia akan terulang kembali pada 1 September 2012.

Melansir pemberitaan Daily Mail, dikisahkan Carrington mencatat titik cahaya terang yang merupakan awan plasma menuju ke bumi. Sekitar 48 jam kemudian dampaknya mulai terasa luar biasa. Miliaran aurora menyinari langit malam di bumi. Cahayanya sungguh kuat sehingga membuat kita mampu membaca di tengah malam.


Sementara itu, di California, sekelompok pekerja tambang emas bangun lebih awal dari biasanya akibat cahaya terang yang mereka sangka sudah pagi hari. Padahal jam di saat itu menunjukkan pukul 2 dini hari.


Sejumlah operator telegraf menerima kejutan listrik tak beraturan akibat arus listrik matahari menghantam jaringan telekomunikasi. Saat itu dunia seakan-akan bermandikan listrik.

Menurut laporan “New Scientist”, badai matahari atau solar storm adalah siklus kegiatan peledakan dahsyat dari masa puncak kegiatan bintik matahari (sunspot), biasanya setiap 11 tahun akan memasuki periode aktivitas badai matahari.

Ilmuwan Amerika baru-baru ini memperingatkan bahwa pada tahun 2012 bumi akan mengalami badai matahari dahsyat (Solar Blast), daya rusaknya akan jauh lebih besar dari badai angin “Katrina”, dan hampir semua manusia di bumi tidak akan dapat melepaskan diri dari dampak bencananya. Daniel Becker dari University of Colorado seorang ahli cuaca angkasa menjelaskan, “Sekarang ini kita semakin dekat dengan kemungkinan bencana ini.

Jika manusia tidak dapat mempersiapkan diri dengan matang terhadap bencana badai matahari yang akan menimpa ini. Badai matahari ini mungkin akan memutuskan pasokan listrik umat manusia, sinyal ponsel, bahkan termasuk sistem pasokan air.”

Sumber : http://apakabardunia.com/2009/04/badai-matahari-pernah-terjadi-pada-1-september-1859/