Minggu, 28 Juni 2009
Mozilla Firefox
Siapa sih yang ga tau sama software Mozilla Firefox? Buat para pengguna internet mozilla merupakan software yang sudah tidak asing lagi. Kebanyakan para pengguna internet menggunakan software browser mozilla, meskipun ada yang tidak menggunakan mozilla, namun umumnya para pengguna internet menggunakan mozilla sebagai software browser.
Tentu ada alasan mengapa para pengguna internet umumnya menggunakan mozilla sebagai software web nya. Beberapa kelebihan mozilla diantaranya mozilla dapat membuka web lain tanpa harus menutup atau membuka lembar baru. Tentunya kita sudah tahu jika itu disebut dengan New Tab. Meskipun saat ini hampir semua software browser telah memiliki fasilitas new tab, bisa dikatakan jika mozilla lah pencetus New Tab tersebut.
Nah, buat Anda yang belum punya software mozilla dan ingin mencoba berinternet dengan software browser mozilla, Anda dapat mendownload nya pada link yang saya sediakan di bawah ini. . Oke dech, semoga bermanfaat.
download disini
Sabtu, 27 Juni 2009
JetAudio
Bosen dengan windows media player? Mau coba media player yang baru? Mungkin yang satu ini bisa buat Anda gx bosen dengan media player yang gitu2 aja. Adalah JetAudio Basic yang merupakan salah satu media player selain windows media player yang dapat memutar musik dan video. Jet audio ini bukan merupakan product keluaran dari windows.
Selain dapat memutar file musik dan video seperti WAV, MP3, MP3Pro, OGG, WMA, MPEG, AVI, WMV, MIDI, RM dan lain lain, Jet Audio juga mempunyai fasilitas yang dapat memburn CD dan mengconvert dari satu format ke format yang lain.
Buat yang mau download, silahkan download link di bawah ini.
Download.com
Jumat, 26 Juni 2009
AS Luncurkan Ulang Alik Militer Tahun 2010
WASHINGTON - Angkatan udara Amerika Serikat, US Air Force (USAF) mengungkapkan rencana mereka untuk mengorbitkan sebuah pesawat ulang alik militer bernama X-37B tahun depan.
"Setelah berulang kali tertunda, proyek ini akhirnya bisa segera diwujudkan. X-37B dipastikan akan meluncur pada Januari 2010," kata Kapten Elizabeth Aptekar dari USAF.
Pesawat bersayap yang terlipat di dalam selubung roket Atlas V Evolved Expendable Launch Vehicle (EELV) itu akan meluncur dari Cape Canaveral, Florida. X-37B akan mengitari bumi kemudian mendarat tanpa panduan pilot di California.
"Pesawat kini telah siap untuk proses pengapalan dan X-37B siap menjelalajah. Persiapan sebelum peluncuran akan memakan waktu selama 60 hari," kata Aptekar seperti yang dikutip dari Space.com, Minggu (7/6/2009).
Sebelumnya, X-37B yang memiliki panjang badan pesawat 27,5 kaki dan panjang sayap 15 kaki serta bobot seberat 5 ton ini digunakan untuk mengisi persediaan di wahana antariksa. Namun pesawat tersebut kemudian berganti fungsinya menjadi roket Delta.
Kemudian pada Juli 1999, Boeing Phantom Works mulai mengembangkan X-37 melalui sebuah kontrak kerja sama dengan NASA. Kontrak tersebut termasuk peralatan uji pendaratan X-37 yang dirancang khusus untuk pesawat antariksa.
Peluncuran X-37B memiliki mini untuk menguji coba segala kemungkinan melalui eksperimen dan teknologi. Termasuk menguji sistem proteksi termal dengan suhu tinggi yang tahan lama, mudah disimpan, bahan bakar cair yang tidak beracun serta model aerodinamis terbaru.
"Semua itu sudah disesuaikan unutk pesawat antariksa bekas pakai di masa yang akan datang," tandas Aptekar.
Sumber : techno.okezone
Selasa, 23 Juni 2009
Bulan Makin Menjauh Dari Bumi?
Pada suatu masa, jutaan tahun ke depan keturunan kita tidak akan bisa melihat bulan seperti sekarang. Tidak ada lagi fenomena gerhana matahari ataupun bulan total, kecuali dalam jejak rekam sejarah sains. Lambat, tetapi pasti bulan semakin bergerak menjauh dari bumi.
Bukan tanpa alasan Neil Armstrong—manusia pertama yang menginjakkan kakinya di bulan—meninggalkan jejak panel reflektor yang terdiri atas 100 cermin beberapa menit sebelum dia meninggalkan bulan pada 21 Juli 1969. Reflektor inilah yang kemudian menuntun manusia pada penemuan fakta mencengangkan.
Memanfaatkan reflektor yang tertinggal di bulan, Prof Carrol Alley, fisikawan dari University of Maryland, Amerika Serikat, mengamati pergerakan orbit bulan. Caranya adalah dengan menembakkan laser dari observatorium ke reflektor di bulan. Di luar dugaan, dari hasil pengamatan tahunan, jarak bumi-bulan yang terekam dari laju tempuh laser bumi-bulan terus bertambah.
Diperkuat sejumlah pengamatan di McDonald Observatory, Texas, AS, dengan menggunakan teleskop 0,7 meter diperoleh fakta bahwa jarak orbit bulan bergerak menjauh dengan laju 3,8 sentimeter per tahun.
Para ahli meyakini, 4,6 miliar tahun lalu, saat terbentuk, ukuran bulan yang terlihat dari bumi bisa 15 kali lipat daripada sekarang. Jaraknya saat itu hanya 22,530 kilometer, seperduapuluh jarak sekarang (385.000 km).
Seandainya manusia sudah hidup pada masa itu, hari-hari yang dijalankan terasa lebih cepat. Hitungan kalender pun bakal berbeda. Bagaimana tidak, jika dalam sebulan waktu edar mengelilingi bumi hanya 20 hari, bukan 29-30 hari seperti sekarang. Rotasi bumi ketika itu pun berlangsung lebih cepat, hanya 18 jam sehari.
Jutaan tahun dari sekarang, seiring dengan menjauhnya bulan, hari-hari di bumi pun akan semakin lama, hingga mencapai 40 hari dalam sebulan. Hari pun bisa berlangsung semakin lama, hingga 30 jam. Lantas, mengapa ini bisa terjadi?
Takaho Miura dari Universitas Hirosaki, Jepang, dalam jurnal Astronomy & Astrophysics mengemukakan, jika bumi dan bulan, termasuk matahari, saling mendorong dirinya. Salah satunya, ini dipicu interaksi gaya pasang surut air laut.
Gaya pasang surut yang diakibatkan bulan terhadap lautan di bumi ternyata berangsur-angsur memindahkan gaya rotasi bumi ke gaya pergerakan orbit bulan. Akibatnya, tiap tahun orbit bulan menjauh. Sebaliknya, rotasi bumi melambat 0,000017 detik per tahun.
Stabilitas Iklim
Fakta menjauhnya orbit bulan ini menjadi ancaman tidak hanya populasi manusia, tetapi juga kehidupan makhluk hidup di bumi. Pergerakan bulan, seperti diungkapkan Dr Jacques Laskar, astronom dari Paris Observatory, berperan penting menjaga stabilitas iklim dan suhu di bumi.
”Bulan adalah regulator iklim bumi. Gaya gravitasinya menjaga bumi tetap berevolusi mengelilingi matahari dengan sumbu rotasi 23 derajat. Jika gaya ini tidak ada, suhu dan iklim bumi akan kacau balau. Gurun Sahara bisa jadi lautan es, sementara Antartika menjadi gurun pasir,” ucapnya kepada Science Channel.
Sejumlah penelitian menyebutkan, pergerakan bulan juga berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup. Terumbu karang, misalnya, biasa berkembang biak, mengeluarkan spora, ketika air pasang yang disebabkan bulan purnama tiba.
Bulan penuh juga dipercaya meningkatkan perilaku agresif manusia. Di Los Angeles, AS, kepolisian wilayah setempat biasanya akan lebih waspada terhadap peningkatan aktivitas kriminal saat purnama.
Menjauhnya bulan dari bumi diyakini ahli geologis juga berpengaruh terhadap aktivitas lempeng bumi. Beberapa ahli telah lama menghubungkan kejadian sejumlah gempa dengan aktivitas bulan.
”Kekuatan yang sama yang menyebabkan laut pasang ikut memicu terangkatnya kerak bumi,” ucap Geoff Chester, astronom yang bekerja di Pusat Pengamatan Angkatan Laut AS, seperti dikutip dari National Geographic.
Beberapa kejadian gempa besar di Tanah Air yang pernah tercatat diketahui juga terkait dengan pergerakan bulan. Gempa-tsunami Nanggroe Aceh Darussalam (2004), Nabire (2004), Simeuleu (2005), dan Nias (2005) terjadi saat purnama. Gempa Mentawai (2005) dan Yogyakarta (2005) terjadi pada saat bulan baru dan posisi bulan di selatan.
Misi Terbaru NASA
Kini, bulan sebagai tetangga terdekat bumi kembali menjadi perhatian riset astronomi di dunia. Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) pada Jumat (19/6) meluncurkan wahana LCRoS (Lunar Crater Observation and Sensing Satellite) di Cape Canaveral, AS. Wahana ini adalah bagian dari misi Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO), yaitu persiapan program mengembalikan astronot ke bulan tahun 2020 setelah terakhir dilakukan pada 1969-1972 (Reuters, 18/6).
Sasaran utama misi LCRoS untuk memastikan ada tidaknya air beku yang dipercaya berada di kawasan kawah gelap dekat kutub bulan. Dibantu dengan LRO yang memetakan permukaan di bulan secara detail, kedua misi baru ini mengisyaratkan hal besar: menancapkan tonggak baru soal kemungkinan membangun koloni di luar bumi!
Namun, dengan penuh kerendahan hati, Craig Tooley, LRO Project Manager, mengatakan, ”Pengetahuan kita tentang bulan secara keseluruhan saat ini masih minim. Kita punya peta lebih baik tentang Mars, tetapi tidak untuk bulan kita sendiri.”
Sumber: apakabardunia
Ada Danau Di Planet Mars?
Ngarai dalam dan panjang serta bekas pantai barangkali merupakan bukti paling jelas mengenai keberadaan danau di permukaan Mars –yang diduga pernah berisi air tapi kini sudah kering, kata beberapa ilmuwan, Rabu (18/6).
“Gambar dari sebuah kamera High Resolution Imaging Science Experiment di pesawatReconnaissance Orbiter menunjukkan air memotong ngarai sepanjang 50 kilometer,” kata tim ilmuwan di University of Colorado, Boulder.
Danau itu diduga memiliki ukuran 200 kilometer persegi dan kedalaman 450 meter, tulis para peneliti tersebut di jurnal Geophysical Research Letters.
Sekarang tak ada perdebatan bahwa air memang ada di permukaan Mars –robot peneliti telah menemukan es. Juga ada bukti bahwa air mungkin masih merembes ke permukaan dari bawah tanah, kendati air itu segera hilang akibat cuaca dingin, asmosfir tipis Planet Merah tersebut.
Beberapa ilmuwan peneliti planet juga telah melihat apa yang boleh jadi merupakan tepi sungai raksasa dan laut –tapi sebagian bentuk itu juga dapat diperdebatkan dan diduga terbentuk oleh longsoran tanah kering. “Ini adalah bukti pertama yang tak meragukan mengenai garis pantai di permukaan Mars,” kata Gaetano Di Achille, yang memimpin studi tersebut.
“Pengidentifikasian jalur pantai dan bukti ekologi yang menyertai memungkinkan kami menghitung ukuran dan volume danau itu, yang tampaknya terbentuk sekitar 3,4 juta tahun lalu,” kata Di Achille dalam satu pernyataan.
Air adalah kunci bagi kehidupan dan para ilmuwan mencari dengan sia-sia bukti mengenai kehidupan, baik pada waktu lalu maupun sekarang, di Mars. Keberadaan air di planet itu juga dapat bermanfaat bagi peneylitian manusia pada masa depan.
“Di Bumi, delta dan danau adalah pengumpul yang sangat bagus dan pelestari tanda kehidupan masa lalu,” kata Di Achille. “Jika kehidupan pernah ada di Mars, delta mungkin menjadi kuncil guna membuka rahasia biologi masa lalu di Mars,” kata Di Achille.
“Bukan hanya penelitian ini membuktikan bahwa ada sistem danau yang lama hidup di Mars, tapi kita juga dapat melihat bahwa danau yang terbentuk setelah kondisi hangat, basah diduga telah hilang,” kata asisten profesor, Brian Hynek.
Danau tersebut barangkali telah menguap atau membeku selama perbuahan iklim singkat, kata para peneliti itu. “Airnya diduga telah berubah menjadi uap.. Tak seorang pun mengetahui apa yang mengubah Mars dari planet yang hangat dan lembab menjadi seperti sekarang — gurun beku tanpa udara.”
Sumber : apakabardunia
Sabtu, 20 Juni 2009
Awak Atlantis Mulai Perbaikan Hubble
CAPE CANAVERAL - Para awak pesawat ulang alik Atlantis telah berhasil mencapai teleskop luar angkasa Hubble dan segera memulai perbaikan teleskop yang penuh risiko.
Sebelumnya, sempat terjadi kerusakan pada bagian bawah pesawat karena terjadi benturan dengan sampah luar angkasa.
Dalam pemeriksaan selama sepuluh jam terhadap bagian pelindung pesawat, ketujuh awak Atlantis menemukan adanya robekan pada bagian itu. Kerusakan terjadi di sayap kanan pesawat dan kemungkinan terjadi ketika Atlantis melewati orbit.
Namun seperti yang telah disebutkan juru bicara NASA kemarin, kerusakan tersebut telah diperbaiki dan tidak mengancam misi penerbangan.
News Yahoo, Kamis (14/5/2009) melansir, pada saat pertama kali menyentuh Hubble, para awak Atlantis mengaku sangat takjub menemukan bahwa teleskop yang telah lama mengorbit itu masih dalam kondisi yang sangat baik.
"Ini adalah pemandangan yang menakjubkan. Hubble yang telah mengorbit di luar angkasa selama 19 tahun nampak masih dalam kondisi yang sangat baik dan sangat fantastik," demikian laporan John Grunsfeld, salah satu awak misi perbaikan teleskop.
Setelah awak Atlantis meninggalkan selesai memperbaiki Hubble minggu depan, tidak akan ada lagi misi penerbangan ke Hubble berikutnya. Pasalnya, misi kali ini merupakan misi perbaikan Hubble ke lima sekaligus yang terakhir kalinya.
Oleh karenanya NASA sangat fokus mempersiapkan misi ini dan rela mengeluarkan dana lebih dari USD1 miliar. Manajer misi penerbangan NASA pun memilih dua astronot handal yang sebelumnya sudah pernah ke Hubble. Kedua astronot itu adalah Michael Massimino dan John Grunsfeld yang sudah tiga kali melakukan misi ke Hubble.
Atlantis berangkat dari Bumi sejak Senin 11 Mei lalu dan akan melakukan misi perbaikan Hubble selama 11 hari. Perbaikan ini akan memperpanjang kinerja Hubble hingga lima tahun ke depan.
Sumber : tekhno.okezone
2 Juli, LAPAN Luncurkan Roket RX-420
JAKARTA - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan mengorbitkan roket RX-420 pada 2 Juli 2009 mendatang.
Roket bernama RX-420 ini merupakan roket terbesar milik Indonesia. Dengan begitu, peluncuran yang akan dilaksanakan di Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat, ini akan menjadi peluncuran roket terbesar di Indonesia untuk pertama kalinya.
"Sejak pukul 5 pagi kami telah mengadakan persiapan. Kami harapkan pukul 6 atau 7 pagi roket sudah diluncurkan. Pada jam-jam itu merupakan waktu terbaik meluncurkan roket. Karenanya cuacanya mendukung, masih tenang dan belum terlalu banyak angin," kata Kepala Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, Yus Kadarusman Markis ketika dihubungi okezone, Jumat (19/6/2009).
Yus mengatakan nama RX-420 berarti adalah roket eksperimen dengan diameter 420 milimeter.
Lebih lanjut Yus mengatakan, tujuan peluncuran roket ini merupakan langkah awal untuk meluncurkan satelit. Roket RX-420 satu tingkat ini memiliki daya jangkau hingga 190 kilometer. Sedangkan untuk meluncurkan satelit dibutuhkan 4 tingkat roket hingga bisa mencapai 700 kilometer atau lebih.
"Untuk itu, sedikit demi sedikit kami akan terus mengembangkan dan menambah daya jangkau roket agar mencapai target," kata Yus.
Rencananya, uji coba peluncuran roket akan dilanjutkan pada 2010. Roket yang akan diluncurkan nanti merupakan gabungan dari RX 420-420. Selanjutnya pada 2011 Lapan akan meluncurkan roket gabungan 420-420-320 dan SOB 420.
Selain itu, Lapan juga melakukan kerja sama pembuatan roket dengan beberapa lembaga lainnya juga tengah dikembangkan. Adapun roket yang tengah dikembangkan diantaranya roket penangkal petir untuk melindungi fasilitas penting, dan roket untuk membuat hujan buatan.
Kamis, 18 Juni 2009
Meteor Tabrak Seorang Anak
BERLIN - Seorang anak berusia 14 tahun, warga negara Jerman, mengklaim bahwa dirinya telah ditabrak oleh meteor yang berkecepatan 30.000 mph.
Meteor berukuran sebesar biji kacang polong itu berhasil mengenai tangan kirinya dan meninggalkan sebuah luka yang cukup dalam.
"Ketika meteor tersebut menabrak, saya sempat terkejut dan tidak sadarkan diri. Bahkan ketika saya sadar, meteor tersebut sudah menyatu dengan tanah," ujar remaja bernama Gerrit Blank itu, seperti dilansir melalui Space.com, Senin (15/6/2009).
Para astronom yang meneliti kejadian ini membenarkan bahwa Blank memang terkena 'timpuk' sebuah benda yang berasal dari luar angkasa.
"Kebanyakan meteor memang langsung menguap saat berada di atmofir, untuk kemudian tercipta bintang jatuh, dan meteor biasanya tidak pernah mencapai tanah," ujar tim ilmuwan yang meneliti kejadian ini.
Menurut mereka, kebanyakan meteor yang jatuh dan menimpa bumi terbuat dari metal. Bahkan kebanyakan batu luar angkasa, meskipun mereka berukuran sebesar mobil, akan langsung terbelah atau meledak, jika meteor-meteor tersebut jatuh ke bumi.
Beberapa kejadian meteor yang menimpa rumah, mobil atau barang-barang besar yang ada di bumi memang cukup banyak. Namun para ilmuwan merasa heran jika ada manusia yang pernah tertimpa meteor dan hanya mengalami luka.
"Jika meteor mampu meledakkan rumah dan mobil, pastinya meteor akan membuat seseorang terbunuh," ujar ilmuwan
Sumber : Okezone
Rabu, 17 Juni 2009
Astronot Gunakan Twitter di Luar Angkasa
LONDON - Pamor situs microblogging Twitter kian menanjak, apalagi semakin banyak orang terkenal dan pejabat penting memanfaatkan situs ini untuk menyampaikan pesan.
Tak terkecuali para astronot yang sedang menjalankan misi ke Hubble. Salah satu astronot dalam misi ini, Mike Massimino berbagi cerita perjalanan luar angkasanya melalui Twitter.
Kemarin, Massimino memulai perjalanannya ke luar angkasa dengan pesawat ulang alik Atlantis bersama enam awak pesawat lainnya. Misi kali ini adalah untuk memperbaiki teleskop luar angkasa Hubble, demikianketerangan yang dikutip dari Daily Mail, Rabu (13/5/2009).
Melalui situs microblogging Twitter, Massimino tetap bisa berhubungan dan menyampaikan kabar ke Bumi.
"Tujuan berikutnya, menuju orbit Bumi!" kata Massimino dalam salah satu pesannya. Massimino memiliki akun Twitter bernama Astro_Mike dengan alamat Twitter.com/Astro_Mike.
Beberapa jam sebelum mengangkasa, Massimino telah menuliskan berbagai pesan yang menceritakan persiapan peluncuran di dalam pesawat Atlantis.
Dalam akun Twitternya, Massimino telah memiliki 221.119 follower dan pesan Twitternya telah di-update sejak dia berlatih untuk misi peluncuran ke Hubble di Houston pada April lalu.
Sumber:Okezone
Binatang Yang Dapat Hidup Di Luar Angkasa
Tardigrades (dikenal dengan Water Bears) merupakan bagian dari supefilum Ecdysozoa, filum Tardigrada . Ukurannya sangat kecil, hidup di air, dengan kaki berjumlah delapan.
Tardigrades pertama kali dideskripsikan oleh Eprhaim Goeze pada tahun 1773. Nama Tardigrada berarti “pejalan lambat” yang diberikan oleh Spallanzani (1777). Panjang tubuh tardigrades dewasa adalah 1,5 mm, paling kecil ukurannya 0,1 mm, larvanya berukuran 0,05 mm.
Tardigrades bisa ditemukan di semua bagian dunia, mulai dari puncak Himalaya hinngga di dasar samudera, dan dari kutub hingga di bagian ekuator.
Tempat yang paling disukai di tempat berganggang. Di pantai, tanah maupun di air dapat dijumpai binatang mini ini.
Hal yang paling menarik dari hewan ini adalah kemampuan untuk beradaptasi di lingkungan yang sangat ekstrim. Tardigrades dapat bertahan di lingkungan yang beku (0oc) hingga di tempat yang bertemperatur tinggi (151oc). Bahkan dapat bertahan terhadap radiasi 1.000 kali lebih tinggi dibandingkan jumlah radiasi di mana makhluk hidup lain dapat bertahan. Oleh karena itu, tardigrades dikenal sebagai hewan yang polyextremeophiles .
Dengan kemampuan tersebut, tardigrades merupakan makhluk hidup yang dapat bertahan bila terjadi perang nuklir atau bencana alam lain yang ekstrim. Bahkan tardigrades dapat hidup selama 120 tahun dalam kondisi kering.
Kemampuan unik lainnya dari tardigrades adalah dapat bertahan di keadaan angkasa luar yang hampa udara. Pada satu penelitian di September 2007, tardigrades dapat hidup selama selama 10 hari di lingkungan luar angkasa. Tardigrades yang mengangkasa menggunakan pesawat luar angkasa FOTON-M3 oleh European Space Agency, dapat bertahan hidup dapat keadaan hampa udara, terpapar sinar kosmik, dan bahkan dapat bertahan terhadap radiasi UV matahari 1000 kali lebih tinggi dibandingkan radiasi di permukaan bumi.
Sumber : apakabardunia
Senin, 08 Juni 2009
Lunar Oasis
Meski tak ada oksigen di Bulan, tumbuh-tumbuhan sudah bisa ditanam di sana. Paragon Space Development Corporation telah mengembangkan rumah kaca portabel yang dapat dipakai untuk membudidayakan tanaman di ruang angkasa.
Bentuk rumah kaca yang lebih mirip lampu taman itu hanya setinggi 46 centimeter. Tabung kaca bening diperkuat dengan alas berbentuk segitiga dari bahan aluminium. Di dalamnya terdapat media tanam dan nutrisi yang cukup untuk menumbuhkan biji tanaman jenis Brassica, sejenis caisim atau kailan yang berbunga kuning.
Miniatur rumah kaca yang didesain untuk mendukung pertanian di luar angkasa itu disebut Lunar Oasis. Uji coba pertamanya ke permukaan Bulan direncanakan tahun 2012 menggunakan pesawat buatan Odyssey Moon Ltd. yang kini masih dikembangkan.
“Mendiami Bulan atau Mars kelihatannya masih lama, namun penting untuk melakukan penelitian sejak sekarang,” ujar Jane Poynter, presiden Paragon. Apalagi, untuk menciptakan sistem pendukung kehidupan yang efisien dan layak juga membuthkan penelitian lama.
NASA berambisi mengirimkan kembali manusia ke Bulan pada tahun 2020 dan ke Mars tahun 2030. Jika tanaman bisa dibudidayakan di sana, astronot tak perlu setiap hari makan pasta dan pil. Makan sayur segar pun bisa setiap saat.
Sumber : http://sains.kompas.com/read/xml/2009/04/15/23034626/Lunar.Oasis.untuk.Bertani.di.Luar.Angkasa
Jenis Awan Baru
Para ilmuwan dari Royal Meterological Society (RMS) menemukan jenis awan yang unik. Awan ini kemudian diklaim menjadi variasi awan baru yang teridentifikasi dalam abad ini.
RMS kini tengah berupaya menyelidiki lebih jauh tentang awan yang diberi nama Asperatus ini.
Mereka tengah mengupayakan agar Asperatus bisa secara resmi masuk ke dalam daftar istilah internasional yang bisa digunakan dalam pengidentifikasian awan.
Jika berhasil, ini adalah pertamakalinya variasi awan diklasifikasikan sejak 1953, demikian keterangan yang dikutip dari BBC.
Jenis awan baru ini berbentuk awan gelap yang bergulung-gulung di angkasa dan sudah sering ditemukan di berbagai lokasi di seluruh dunia.
“Jika dilihat dari bawah, awan ini sedikit terlihat seperti riak-riak ombak kecil yang terputus-putus,” kata Gavin Pretor-Pinney, pendiri Cloud Appreciation Society, sekaligus penemu Asperatus.
“Kami mencoba mengidentifikasi dan mengklasifikasikan setiap foto awan yang kami temukan. Ketika melihat Asperatus, kami melihat ada ciri-ciri khusus yang belum pernah kami temukan dalam kategori awan sebelumnya. Oleh karenanya pada saat itu saya mulai berpikir bahwa kemungkinan besar ini adalah jenis awan baru,” terang Gavin.
Lebih lanjut Gavin menjelaskan, diberi nama Asperatus karena permukaan bawah Asperatus terlihat kasar dan berombak. Asperatus berasal dari bahasa latin yang artinya kasar.
“Asperatus nampak terlihat dalam kumpulan badai angin yang besar. Namun beberapa laporan menyebutkan bahwa awan ini cenderung terpecah tanpa membentuk badai terlebih dahulu,” kata Gavin.
RMS kini tengah mengumpulkan informasi lebih rinci mengenai data cuaca dan lokasi Asperatus ditemukan untuk memahami olebih tepat apa yang menyebabkan terbentuknya awan Asperatus.
Dalam ilmu telaah awan, terdapat sepuluh bentuk dasar awan yang diklasifikasikan dalam istilah genus. Setiap genus menggambarkan dimana awan-awan tersebut terbentuk, intensitas kemunculan mereka, termasuk klasifikasi mengenai awan stratus, cumulus dan cirrus.
Genre ini kemudian dibagi kedalam dua spesies awan yang menggambarkan struktur internal dan bentuk dan variasi awan yang menggambarkan transparansi dan penyusunan awan.
Sumber: techno.okezone.com
Sabtu, 06 Juni 2009
Astronot Mengidentifikasi Lingkaran Es Misterius di Danau Baikal
April 2009, para astronot yang sedang berada di stasiun antariksa internasional melihat adanya lingkaran es misterius di Danau Baikal, Rusia, yang juga dikenal sebagai danau terdalam didunia.
Dan luar biasanya, bukan hanya satu lingkaran yang teridentifikasi, melainkan dua. Walaupun lingkaran itu lebih mungkin disebabkan oleh sebab-sebab alami dibanding Ekstra terestrial, namun beberapa aspek dari munculnya lingkaran itu menjungkirbalikkan logika.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa dua lingkaran itu disebabkan oleh pecahnya es di danau dan menyebabkan arus hangat masuk ke dalam celah-celahnya yang biasa terjadi sekitar bulan Juni. Warna gelap pada lingkaran menandakan penipisan lapisan es.
Lingkaran-lingkaran seperti itu sebelumnya juga pernah terlihat pada tahun 1985 dan 1994 di danau itu, namun lokasi lingkaran yang berada di selatan danau dimana airnya relatif dalam dan dingin telah membuat para ilmuwan kebingungan. Beberapa Ufolog berspekulasi bahwa fenomena itu adalah “Crop Circle” yang dibuat didasar lautan oleh para ekstra terestrial.
Danau Baikal sendiri adalah sebuah danau yang penuh dengan keanehan. Danau itu adalah danau dengan volume air terbesar di dunia dan memiliki kedalaman 5370 kaki, yang menjadikannya danau terdalam di dunia. Diperkirakan usianya telah mencapai 25 juta tahun yang juga menjadikannya danau tertua di dunia.
Foto pertama diatas diambil oleh astronot dari stasiun antariksa internasional. Sedangkan foto kedua diambil oleh satelit MODIS milik NASA.
Langganan:
Postingan (Atom)